Cerita Dewasa Bu Eka Tukang Lulur Istriku Begitu Bergairah
Judi Bola - Kring.., kring..!, Telepon di ruang kerjaku berdering. “Hallo, pap. Mamah pulangnya agak malam, Istri pemilik usaha ini, minta di temani jalan.” Dan bla-bla-bla, istriku ngoceh terus. Tapi yang penting buatku, katanya dia tidak enak dan kasihan sama Bu Eka (tukang lulur). Daripada ngebatalin, ya udah.., akhirnya aku yang menggantikan istriku luluran.
“Bu.., pernah nggak ngelulur laki-laki?”, sambil bertanya aku sibakkan celana dalam. Maksudnya supaya dia ngelulur juga selangkaanku.
“Sering Pak, Malah ada anak remaja, beberapa langganan saya suaminya juga sering luluran”.
“Nggak malu Bu? Kalau sampe ada yang buka celana, trus ibu pasti liat barang terlarang khan?”, Coba-coba kupancing dia. Nah.., kelihatannya dia sudah mulai terbawa suasana hot.
Sambil ketawa dia bilang, “Ya.., nggak dong Pak, khan ngeliat aja, nggak di apain, paling dipegang aja”. Nah.., feelingku mulai merasa ini bisa dimainkan juga. Pikiran kotorku mulai beraksi.
“Kalau gitu, saya buka celana dalamnya ya.., bu? Biar bisa di lulur di selangkangan, kan dakinya banyak di situ”. Tanpa banyak ba.., bi.., bu.., celana dalam kulepas, kini aku bugil di depan Bu Eka, dengan penisku yang mendongak ke atas. Berdiri tegak dengan jantannya. Kulihat ekspresi mukanya sedikit, entah kaget atau takjub, melihat penisku yang besar dan panjang.
BINTANGBOLA menawarkan promo dan bonus menarik untuk anda, Sportbook (Cashback 5%), Casino Online ( Komisi Rollingan 0.7%)
Segera daftarkan diri anda dan bergabung bersama kami BINTANGBOLA - Agen Bola Online Terpercaya.
“Lho.., kog? Udah gede.., Pak, adik kecilnya” katanya, tapi matanya tetap tidak berkedip memandang penisku. Mulai terbakar birahinya.
“Wah.., ini sih belum apa-apa Bu, kalo dipanasi bisa tambah greng lho?, kataku sambil tangannya kupegang dan aku letakkan di atas penisku. Tapi Bu Eka bukannya mengelak, malah tangannya mulai memain-mainkan penisku. Gila.., acara lulurannya jadi berubah..! Tangan Bu Eka benar-benar lembut dan halus. Di mainkannya kemaluanku dengan mesranya. Diremeess, diusap-usap, sedikit kocokan.., membuat kepala penisku kian membesar. Kulihat juga Bu Eka makin terangsang.
“Aah.., mhemm..”, Tidak kusia-siakan kesempatan ini, kulepas tangannya dari penisku, langsung kumasukkan ke mulut Bu Eka. Bibir seksinya mencium dan mulai mengulum penisku, “Whoom.., oopp.., whoomm.., whoop.., oopp!” Bunyi mulutnya tatkala mengocok penisku.
“Besar sekali.. Pak, sampe nggak muat ke mulut saya”, Sambil senyum Bu Eka kembali beraksi. Masuk.., keluar.., maju.., mundur.., penisku masuk ke mulut Bu Eka.
“Uuhh.., oohh.., nikmat skali.., Bu.., trus.., Bu.., aduh.., nggak tahan saya!”
“Aahh.., Oooh.., aduh nggak tahan.., Pak..!” Erangannya menambah nafsu liarku, tidak henti-hentinya kujilati vaginanya dan clitorisnya aku kulum, kugigit-gigit kecil, sampai akhirnya, “aah.., aduh.., saya keluar..”, sambil berusaha duduk menghadap ke arahku. Akupun langsung berdiri. Kuarahkan penisku ke arah bibirnya, “Slup.., mhom..”, dikulumnya sekali lagi penisku.
“Oooh.., bagus Bu.., trus masukin semuanya.., hisaap.., Bu..” kulumannya membuatku semakin mabuk kepayang. Dari ujung penis hingga ke biji pelerku semua bersih.., dihisep.., dikulum.., masuk.., keluar, “oohh..” Karena kita sudah makin memuncak, aku tarik penisku, kucium Bu Eka sambil tiduran, kakinya menjulur ke bawah tempat tidur. Pahanya kubuka, lubang kenikmatannya sedikit terbuka.
“Oohh.., saya keluar.., pak!”, Sambil badannya mengelinjang orgasme. Aku benar-benar seperti kuda liar, lepas kendali. Aku suruh Bu Eka nungging, lubang pantatnya kelihatan jelas, aku gosok-gosokan penisku di lubang duburnya, sambil penisku turun ke bawah mencari lubang kenikmatan Bu Eka. Kuintip lubang vaginanya, gila! Bagaikan sumur dalam yang tidak ada ujungnya.
“aahh.., aduh.., Pak..? Bu Eka menjerit kecil. “Sreet.., bleep.., penisku masuk ke lubang vaginanya. Lalu kupompa Bu Eka.., “Bleepp.., sreet..”, bunyi penisku dan vagina Bu Eka, bersatu padu.
“Aahh.., oohh.., keluar.., Bu..!” Bersamaan dengan air maniku keluar, Bu Eka juga mengerang, “aahh..”. Croot.., crot! air maniku keluar dari dalam lubang Bu Eka. Hangat.., penisku masih terbenam. Terasa disedot. Bu Eka sengaja memainkan lubangnya, sambil berbalik memciumiku, kupeluk Bu Eka, Mesra!




No comments:
Post a Comment