Sex Dengan Tangan Jahil
Novapoker - Panggil saja namaku Fella aku masih
gadis dengan usiaku 23 tahun tinggi badanku 167 cm dengan berat badan 55
kg ukuran payudaraku 34 C dan profesiku adalah sebagai reposter di
salah satu stasiun tv swasta, banyak orang yang bilang Fella cantik
kulitnya putih sehingga masuk dalam dunia entertainment mudah.Sebagai
seorang reporter yang pastinya sering muncul menyapa pemirsa di layar
kaca, tentunya membuat Fella meraih popularitas sehingga banyak orang
mengenalinya.
Banyak hal yang dirasa menyenangkan bagi
Fella karena popularitas yang didapatnya, diantaranya pada waktu keluar
berjalan-jalan, banyak orang yang mengenalinya dan tersenyum kepadanya
serta menyapanya, bahkan hingga meminta tandatangannya.
Namun, jika ada hal-hal yang positif
tentu saja ada pula yang negatif, diantaranya banyak lelaki yang suka
bersiul ketika ia lewat, seringkali hampir dicolek oleh tangan jahil
lelaki iseng dan mupeng
hingga yang baru saja terjadi, ada yang nekad
mencari kesempatan untuk mengintip Fella kala sedang berganti pakaian di
dalam kamar pas di sebuah department store di dalam sebuah pusat
perbelanjaan, sialnya pelakunya tidak berhasil tertangkap tangan.
Sebagai seorang reporter, tentunya Fella
sering meliput berita di sana-sini, lumayanlah itung-itung sekalian
jalan-jalan sembari shopping, begitu pikirnya. Terhitung hampir semua
daerah, dari Sabang sampai Merauke sudah pernah disinggahinya kala
melakukan rutinitasnya sebagai seorang reporter televisi.
Walaupun begitu, ia jarang mendapatkan
kesempatan untuk melakukan liputan ke luar negeri sehingga suatu saat,
ketika atasannya memberikan kesempatan kepadanya untuk meliput berita di
Jepang, Fella girang sekali dan langsung memutuskan untuk mengambil
kesempatan tersebut.
Walaupun tahu bahwa harga-harga di
Jepang sangat mahal, ia juga telah menyiapkan anggaran untuk belanja. Di
Jepang nanti, Fella ditugaskan untuk meliput sebuah festival adat di
Jepang beserta segala keunikannya.
Hari yang dinanti-nantikan tibalah juga.
Fella berangkat ditemani oleh Nina, seorang camera person dari XX tv ke
Jepang. Nina berusia dua tahun lebih muda dari Fella, tinggi badannya
sepantaran dengan Fella namun sedikit lebih kurus dengan payudara yang
lebih kecil 34A, gayanya modis, dan rambutnya seringkali bergonta-ganti
warna, kali ini ia mengecat rambutnya dengan warna cokelat kemerahan,
menambah cantik penampilannya yang juga berkulit putih.
Mereka menggunakan jasa salah satu
maskapai penerbangan dalam negeri karena memang maskapai dalam negeri
tidak dicekal di Jepang seperti halnya yang dilakukan oleh negara-negara
Uni-Eropa.
Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, tibalah Fella dan rekannya di bandara internasional Narita.
“Lo kenapa Nin?”, tanya Fella pada kawannya. “Kok kelihatannya lesu gitu?”
“Ya ialah, lama banget tuh perjalanan tadi, lo sih enak, molor terus!” AgenPoker
Ucapan temannya tersebut hanya
ditanggapi dengan tawa oleh Fella, karena memang selama perjalanan
menuju Jepang, ia lebih banyak tidur, bukan karena fasilitas pesawat
yang nyaman, namun lebih dikarenakan balas dendam, balas dendam? Lho?
Memang, seminggu terakhir sebelum berangkat ke Jepang, ia terus
melakukan liputan berpindah-pindah kota untuk sebuah program wisata
belanja, hal itu dilakukannya untuk mengejar deadline dari pimpinan
redaksi.
Selama di Jepang, rencananya Fella dan
Nina akan tinggal di rumah Wiwin, kawan akrab Fella kala masih duduk di
bangku SMU, Wiwin sekarang bekerja sebagai seorang designer dan tinggal
dekat kawasan Shibuya. Hal ini juga merupakan suatu kebetulan bagi Fella
karena Shibuya memang terkenal dengan wisata belanja, kegemaran utama
Fella.
Setibanya di kediaman Wiwin, Fella dan
Nina langsung memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu seusai
perjalanan panjang dari Indonesia, malam harinya Fella mengajak wiwin
untuk mengantarnya berbelanja keesokan harinya.
“Win, besok selesai liputan, lo anterin gue shopping yuk, gue kan disini cuman dua hari”.
“Aduuuh, sorry tan, gue besok ada
meeting sama klien, enggak bisa ditinggalin. Plus sorenya gue ketemuan
sama cowok gue. Emm, lo ditemenin sama si Nina aja ya? Ntar gue kasih
tahu tempat-tempat yang barangnya bagus dan murah.”
“Yah, si Nina kan sama aja kaya gue, awam sama daerah sini, lo gimana sih?”
“Iya, iya, soriii banget tapi gue betul-betul nggak bisa, lagian transportnya gampang kok, naik KRL sekali juga nyampe.”
“Mmm….. ya sudah deh engga apa-apa kalau begitu.” Jawab Fella dengan muka masam. “Eh, omong-omong cowok lo cakep ga?”
“Yaa, itu khan relatif, tapi umurnya udah jauh lebih tua, ada terpaut limabelas tahunan sama gue, lumayan tajir lagi.”
“Gila lo, sekarang kok seleranya
berubah, seneng sama om-om, hahahaha.” Merekapun bercanda hingga merasa
mengantuk dan beristirahat kemudian.
Keesokan harinya, Fella dan Nina
menyelesaikan liputan berita untuk XX tv dengan lancar, merekapun
kembali terlebih dahulu ke tempat Wiwin untuk meletakkan kamera dan
berganti pakaian. Fella dan Nina sepakat kompakan memakai rok span
berwarna senada, hitam, sehingga tampak kontras dengan paha keduanya
yang putih mulus.
Nina memadukan roknya dengan blouse
putih, sedangkan Fella memilih mengenakan kemeja berwarna krem, mereka
berdua mengenakan mantel bulu karena udara yang lebih dingin dibanding
di tanah air.
Berdua, mereka berangkat naik taksi ke
stasiun dan kemudian membeli tiket kereta rel listrik, tak lama
menunggu, keretapun datang dan mereka segera naik.
Sementara itu, di tempat kerjanya, Wiwin
tampak teringat sesuatu dan mengangkat ponselnya, hendak menelepon
Fella, namun, “astaga, dia belum ganti nomor lokal, enggak bisa
dihubungi deh.” Kata Wiwin dalam hati dengan wajah yang tampak
kebingungan karena hendak memberitahukan sesuatu pada Fella namun tidak
bisa dilakukan.
Di dalam kereta, Fella dan Nina ternyata
tidak dapat menemukan tempat duduk yang kosong, sehingga keduanyapun
memutuskan untuk berdiri sambil berpegang pada pegangan yang sengaja
dibuat untuk penumpang yang tidak kebagian tempat duduk.
Lima menit berlalu, sambil berdiri, Nina
dan Fella baru menyadari bahwa hampir seluruh penumpang di gerbong
tersebut adalah laki-laki, hanya ada dua wanita tua yang sedang terlelap
duduk di ujung gerbong. Perhentian berikutnya, beberapa penumpang
turun, Fella dan Nina mencoba mengambil kesempatan untuk duduk, namun
keduluan oleh beberapa penumpang lain yang sedari tadi juga berdiri.
Segerombolan penumpang baru juga masuk,
dan seluruhnya pria. Space untuk berdiri pun kian sempit, sehingga Fella
dan Nina hampir dikelilingi oleh gerombolan pria yang bau naik tadi.
“Yah, sial, berdiri lagi deh.” Ujar Fella yang diamini oleh Nina.
“Liat deh, penumpangnya laki semua tapi
nggak ada yang gentleman, ngasih tempat duduk kek buat makhluk-makhluk
cantik, ha2.” Canda Nina yang disambut tawa renyah Fella.
Sesaat setelah itu, terdengar suara
seseorang dibelakang mereka, dari nada bicaranya nampaknya bertanya
sesuatu kepada mereka. Merekapun menoleh mencari si sumber suara. Tampak
dihadapan mereka seorang bapak berwajah ramah, jika ditaksir, kira-kira
umurnya empatpuluhan. Ternyata orang tersebut yang memanggil tadi.
“Ima nanji desu ka?”
Fella dan Nina sama-sama bengong karena sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja diucapkan pria tersebut.
Seolah mengerti bahwa yang diajak bicara tidak mengerti bahasanya, bapak tersebut mengulangi pertanyaannya.
“Ano, What is da time?” Ujarnya dengan bahasa Inggris sekenanya sambil menunjuk pergelangan tangannya sendiri.
Fella dan Nina baru mengerti apa yang
ditanyakan tadi ketika si bapak berwajah ramah mengulangi pertanyaannya
dalam bahasa Inggris, walaupun tata bahasanya salah (yang benar what
time is it?).
Untungnya Fella sudah mencocokkan jam
tangannya dengan waktu setempat. Ia pun memperlihatkan jam tangannya
kehadapan bapak itu agar dapat melihat sendiri pukul berapa sekarang.
Bapak itupun manggut-manggut setelah melihat jam.
“Domo arigato gozaimasu” Ucapnya sambil
tersenyum. Kalau yang ini Fella mengerti bahwa artinya terima kasih, ia
pun membalas senyuman bapak itu, sementara Nina hanya memperhatikan dari
tadi.
Sebelum sempat membalikkan badan, Fella
merasakan ada tangan yang menyenggol paha bagian belakangnya. Ia pun
berbisik kepada Nina, “Nin, tadi kayak ada yang nyolek gue deh.”
Novapoker - Agen Judi Poker Terpercaya di Indonesia
Minimal Deposit Rp 25.000 dengan Rate Kemenangan 98%
Poker Online | Domino 99 | Bandar Q | Bandar 66 | Bandar Poker | Capsa Susun | Adu Q | Sakong
Minimal Deposit Rp 25.000 dengan Rate Kemenangan 98%
Poker Online | Domino 99 | Bandar Q | Bandar 66 | Bandar Poker | Capsa Susun | Adu Q | Sakong
“Masa? Kok sama, tadi juga kayak ada yang nyenggol pantat gue.” bisik Nina.
“Ya udahlah, mungkin kebetulan saja,
kereta ini kan bergerak terus jadi mungkin ada yang badannya jadi gak
seimbang dan gak sengaja nyenggol.” tukas Fella. Nina pun mengiyakan
ucapan temannya itu dan bersikap santai saja sambil menunggu kereta
sampai di tujuan.
Belum ada lima detik dari senggolan
pertama tadi, kembali Fella merasakan rabaan pada pantatnya, kali ini
bukan lagi menyenggol, namun terasa sedikit meremas. Terkejut, Fella pun
berusaha menepis tangan itu.
Merasakan gelagat yang tidak baik, Fella
mengajak Nina menjauh dari tempat berdiri mereka sekarang. Namun belum
sempat mereka bergerak, ada tangan-tangan yang mencengkeram lengan
mereka berdua sehingga mereka tidak dapat bergerak kemana-mana.
Disaat bersamaan, kedua wanita cantik
itu merasakan tangan yang menjamah tubuh mereka kian banyak. Ada yang
meremas-remas pantat mereka dan ada yang naik meraba payudara mereka.
Merekapun berusaha meronta melepaskan diri dari situasi tersebut, tangan
keduanya bergerak menepis tangan-tangan jahil itu. Namun apa daya dua
pasang tangan melawan tangan-tangan sebanyak itu.
“Ehh, apa-apaan ini!” teriak Fella.
Namun ia menyadari tidak ada yang paham ucapannya. Ia pun berusah
menggunakan bahasa Jepang sebisanya. “Ieee, bageroooo! Emph….” Sebelum
sempat meneruskan teriakannya, ada tangan kokoh membekap mulutnya dari
belakang sehingga ia tak lagi mampu berkata-kata.
Semakin lama, jamahan dari tangan-tangan
itu kian mengarah ke paha bagian dalam Fella. Ia pun berusaha
mengatupkan kedua kakinya sehingga tangan-tangan itu tidak dapat
menjangkau bagian vitalnya.
Namun usaha itu sia-sia karena
tangan-tangan lain sudah mencengkeram dan merenggangkan kakinya sehingga
posisinya terbuka dan tangan-tangan jahanam itu dapat leluasa bergerak
menuju vagina Fella yang masih tertutup g-string seksi warna hitam.
“Mmh…. hhhh” Fella hanya bisa sedikit
mendesah, dalam keadaan mulutnya disumpal telapak tangan seseorang
dibelakangnya. Fella mencoba melihat dimana posisi Nina, tapi ia tidak
dapat melihat temannya itu, di sekitarnya hanya ada segerombolan
laki-laki.
Perlahan, tangan-tangan tersebut mulai
membuka kancing kemeja krem Fella. Fella pun berusaha meronta sebisanya,
namun hal tersebut hanya membuat pertahanannya lebih longgar karena
berikutnya, mantel bulu yang dikenakannya berhasil direnggut oleh
seorang laki-laki anggota gerombolan itu.
Kini, Fella masih berpakaian lengkap
minus mantel bulunya, namun kancing kemejanya sudah terbuka seluruhnya,
memperlihatkan payudara Fella yang sekal dan hanya ditutupi oleh bra
berwarna putih. Tangan-tangan yang menjamahnya seolah semakin menggila
dengan keadaan tersebut.
“Mmm…!”, terdengar suara teriakan
tertahan Fella. Rupanya ada yang meremas-remas payudara Fella dengan
keras sehingga ia berteriak tertahan. Berikutnya, dengan sekali
hentakan, robeklah bra putih yang dikenakan Fella memperlihatkan dua
gundukan indah dengan puting berwarna kecokelatan. Kini, tubuh bagian
atas Fella sudah terbuka dan hanya menyisakan kemejanya yang seluruh
kancingnya sudah terbuka.
Melihat pemandangan tersebut, seorang
diantara gerombolan tersebut bergerak maju dan mulai memainkan puting
payudara sebelah kanan Fella, sementara mulutnya mulai ‘menyusu’ ke
payudara sebelah kiri Fella.
Yang lebih membuat Fella terkejut
adalah, orang tersebut ternyata si bapak berwajah ramah yang bertanya
jam tadi. Dalam hatinya Fella berkata “dasar tua cabul, tahu begini udah
gue tonjok dari tadi”.
Sementara itu, tangan-tangan yang
‘beroperasi’ di bagian bawah tubuh Fella semakin berani, ada yang
menarik roknya keatas sebatas pinggang, sehingga kini rabaan dan
sentuhan mereka dapat langsung bersinggungan dengan kulit telanjang
Fella, sebuah tangan meraba naik paha bagian dalamnya dan bersentulah
dengan liang vagina Fella yang masih terbungkus g-string hitam.
Tangan itu menggesek-gesek kemaluan
Fella dengan gerakan maju-mundur. Mendapat rangsangan yang demikian
hebat, Fella pun mulai terangsang diluar kemauannya sendiri. Seolah
mengetahui hal tersebut, tangan yang membekap mulutnya mulai
mengendurkan pegangan dan perlahan melepaskan bekapannya. Fella tak lagi
berteriak-teriak, mungkin karena sudah terlampau lelah meronta,
disamping itu, tidak bisa dipungkiri bahwa ia menjadi sangat terangsang
dengan keadaan ini.
Tanpa disadari oleh Fella, ternyata
g-stringya sudah tidak berada ditempatnya semula, entah kemana,
memperlihatkan vaginanya yang dihiasi bulu-bulu kemaluan yang dicukur
rapi, sehingga tangan yang tadinya hanya menggesek-gesek kemaluannya,
perlahan mulai memainkan jari-jarinya diatas klitoris Fella.
Fella terangsang hebat diperlakukan
seperti ini, namun ia tidak ingin semua laki-laki dihadapannya tahu
bahwa ia terangsang, karena hal tersebut pasti akan membuat mereka
merasa senang dan puas. Iapun mencoba menutupinya dengan mengatupkan
bibir mungilnya rapat-rapat dan mencoba untuk tidak bersuara, apalagi
mendesah.
Namun cobaan terasa semakin sulit bagi
Fella, selanjutnya, jari tengah si bapak berwajah ramah digerakkan
keluar-masuk di dalam liang vagina Fella, didalam vaginanya, jari itu
sedikit ditekukkan sehingga mengenai g-spot milik Fella. Fella semakin
tidak kuasa menahan gejolak birahi yang dahsyat, mulutnya tetap ditutup
rapat-rapat, namun sesekali terdengar desahan tertahan. “Emmh… hhh”.
Gerakan jari itu kian lama kian cepat
sehingga pertahanan Fella yang mati-matian berusaha tidak menunjukkan
ekspresi kenikmatan akhirnya bobol juga. PokerPKV
“Mmhh… aa… aaaaaahh!!” Teriakan itu
disertai getaran hebat, ia menggelinjang menerima orgasme pertamanya.
Cengkeraman tangan dari para lelaki yang sedari tadi memegangnya
kuat-kuat, akhirnya dilepaskan. Fella terduduk lemas, tubuhnya terasa
panas terbakar gejolak birahi.
Perasaannya bercampur aduk, antara malu,
terhina, marah dan nikmat. Hanya sekitar lima-enam detik kemudian,
tubuh Fella kembali diangkat oleh para lelaki Jepang tersebut, namun
kali ini beberapa orang diantara mereka sudah melorotkan celana
masing-masing, memperlihatkan penis masing-masing yang sudah tegak
mengacung.
Mengetahui apa yang akan dilakukan
gerombolan lelaki itu, Fella coba berontak dengan menggunakan tenaganya
yang tersisa, namun seorang diantara gerombolan itu, tubuhnya kurus dan
agak tonggos, meremas kedua payudaranya kuat-kuat sehingga Fella
merintih kesakitan dan mencoba menepis tangan itu dari atas payudaranya.
Disaat bersamaan, pinggang Fella ditarik
kebelakang oleh si bapak berwajah ramah yang langsung menancapkan penis
15cm-nya kedalam vagina Fella dengan sekali hentakan keras. Bless,
masuklah penis itu disertai teriakan panjang Fella yang baru pertama
kali dimasuki oleh penis laki-laki. Bapak itu memompa tubuh Fella dengan
cepat.
“Plok…plok”, begitu bunyi yang terdengar
ketika paha bapak itu beradu dengan paha bagian belakang Fella. Para
lelaki yang lain tidak hanya diam saja, sebagian menjamah bagian-bagian
sensitif Fella dengan leluasa, sebagian lagi terlihat mengocok penisnya
sendiri, dan ada pula yang meraih tangan Fella, dan memaksa Fella untuk
mengocok penisnya.
Ada seorang lagi yang berperawakan
pendek memasukkan penisnya kedalam mulut Fella dan menggerakkannya
maju-mundur. Sehingga sekarang, Fella dalam posisi setengah membungkuk
dan disetubuhi dari arah depan dan belakang tubuhnya.
Lima belas menit berlalu, lelaki yang
penisnya dikocok oleh tangan mungil Fella, tampak tidak kuat lagi
menahan gelombang orgasme dan berejakulasi sesaat kemudian, crott!!
spermanya muncrat dengan deras dan sebagian mengenai wajah Fella.
“Ah…. ahhh”, Fella mendesah seriap kali
penis si bapak masuk dengan dalam di vaginanya. Lima menit kemudian,
tubuh Fella bergetar hebat, ia mendapatkan orgasme keduanya. “Aaaa..
aaahh!!” Desahnya.
Tidak berapa lama, penis didalam mulut
Fella menyemburkan spermanya. Membuat Fella gelagapan dan tersedak
sehingga sebagian sperma itu tertelan olehnya, sementara sebagian lagi
meleleh keluar dari bibit indahnya.
Si bapak yang memompa vagina Fella
rupanya kuat juga, masih belum menampakkan tanda-tanda akan keluar.
Bapak itu rupanya pandai memainkan tempo, terkadang kocokan penisnya
dipelankan dan terkadang cepat.
Tampaknya ia benar-benar ingin menikmati
jepitan vagina Fella sepuasnya. Sepuluh menit kemudian, cengkeraman
tangan bapak itu di pinggang Fella tiba-tiba mengeras, bapak itupun
mulai setengah mendesah.
“Hhhh…. ah..” Fella tahu bahwa orang
dibelakangnya ini akan segera berejakulasi, iapun mencoba menarik
badannya ke arah depan sehingga rahimnya dapat diloloskan dari semburan
sperma bapak brengsek itu, namun sia-sia, baru setengah penis yang bisa
dikeluarkan dan “Aaaaaahh” Crott, crott, crott! Sperma bapak itu keburu
keluar membanjiri bagian dalam vagina Fella. “Aah, sial, damn..” gerutu
Fella dalam hati karena bapak itu keluar didalam vaginanya.
Tubuh Fellapun digeletakkan di atas
lantai kereta dan dikelilingi tiga orang lelaki lagi yang dengan irama
cepat mengocok sendiri penis masing-masing di depan wajah Fella, dan
beberapa saat kemudian berejakulasi dan menyemburkan sperma
masing-masing di wajah Fella.
Para lelaki itupun meninggalkan Fella
terkulai diatas lantai kereta dalam keadaan telanjang bulat dengan hanya
mengenakan kemeja warna krem yang sudah kusut dan basah oleh peluh dan
sperma. Payudaranya dipenuhi bekas-bekas remasan dan cupangan yang
berwarna kemerahan.
Dalam keadaan lemas, ia mencoba mencari
Nina yang sejak tadi tidak terlihat. Rupanya, Nina mengalami hal yang
sama dan ditinggalkan tergeletak lemas bermandikan keringat dan sperma.
Tidak ingin berlama-lama dalam keadaan demikian
Fella segera berdiri, mengelap keringat
dan sperma disekujur tubuhnya dengan bra putihnya yang sudah robek,
kemudian mengancingkan kembali kemejanya dan menurunkan roknya kembali,
Fella kemudian mengajak Nina yang juga sudah merapikan diri, untuk
keluar dari kereta dan mengajaknya untuk kembali saja ke tempat Wiwin.
Kejadian barusan membuat hasrat belanjanya hilang.
Setibanya mereka di rumah Wiwin,
merekapun mandi membersihkan tubuh masing-masing dari sisa-sisa
persetubuhan yang baru saja dialami. Kemudian mengistirahatkan tubuh
masing-masing. Sorenya, bel depan berbunyi, rupanya Wiwin sudah pulang.
Nina yang membukakan pintu. setelah
masuk kedalam rumah, Wiwin menanyakan keadaan kedua temannya itu. Fella
dan Nina pun menceritakan hal yang tadi mereka alami di kereta sehingga
mereka berdua membatalkan niat belanjanya.
“Waduh, gue minta maaf bener. gue lupa
kasih tahu kalian, sebenarnya ada kereta khusus untuk penumpang wanita
di sini, karena emang banyak kejadian begini sebelumnya.”
“Yah, lo kok enggak kasih tahu kita dari kemarin sih Win? Kalau tahu, kan kita enggak bakal diperkosa begini.”
“Iya, iya, gue bener-bener mohon maaf.”
Ucap wiwin. “Eh iya, kalian mau enggak, gue kenalin sama cowok gue?
Kebetulan tuh, sebentar lagi kesini.”
Fella dan Nina mengiyakan tawaran itu karena memang penasaran seperti apa muka pacar si Wiwin.
Beberapa saat kemudian, kembali
terdengar bunyi bel. Wiwin beranjak keluar. Saat kembali kedalam rumah,
ia berjalan bersama sesosok pria. Fella terkesiap. Astaga, ternyata si
bapak berwajah ramah…..!
Posted by Novapoker Agen Poker Online
Kami ada karena Anda
BintangBola | NovaPoker
WhatsApp : +855-87-739-168
Line : POKERNOVA
Line : POKERNOVA
WeChat : POKERNOVA



No comments:
Post a Comment